Mewujudkan Indonesia Inklusif Bersama OYPMK
Mewujudkan Indonesia Inklusif Dengan OYPMK dan Penyandang Disabilitas - Indonesia Inklusif dalam pemahaman saya adalah Indonesia yang ramah kepada para Penyandang cacat dan disabilitas. Menurut data 21.84 % atau sekitar 8.3 juta jiwa penduduk Indonesia adalah penyandang cacat.
Disabilitas yang didapatkan oleh penduduk Indonesia karena bawaan lahir, kecelakaan, maupun OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta).
Mewujudkan Indonesia Inklusif Dengan OYPMK dan Penyandang Disabilitas
Kusta dan Disabilitas
Kusta adalah salah satu penyakit kronis yang dapat disembuhkan yang dapat menyebabkan lesi kulit atau kerusakan syaraf. Tidak semua OYPMK merupakan disabilitas, penderita kusta yang tidak segera mendapat pertolongan biasanya akan berakibat buruk oada syarafnya dan mengakibatkan disabilitas.
OYPMK yang menderita disabilitas dan masyarakat lain yang memang memiliki disabilitas banyak mengalami hambatan di Indonesia. Hambatan yang harus dilalui berupa stigma negatif dari masyarakat tentang OYPMK dan penyandang disabilitas, serta hambatan dalam menggunakam fasilitas umum.
Berdasarkan riset yang dilakukan tahun 2018 silam, kelompok penyandang disabilitas umur produktif 18-24 bahkan menduduki populasi tertinggi setelah usia lansia dan dewasa akhir.
Yang Muda Yanb Progresif, Untuk Indonesia Inklusif
Karena kekhawatira tersebut Ruang Publik KBR hari Selasa, 24 Agustus 2021 membuat tema " Yang Muda Yang Progresif, Untuk Indonesia Inklusif" yang diharapkan dapat membuka mata masyarakat Indonesia tentang para disabilitas yang bisa berkarya seperti layaknya orang normal.
Ruang Publik KBR mengundang 2 narasumber yaitu Widya Prasetyanti selaku Program Development dan Quality Manager NLR Indonesia dan Agustina Cipta Rahayu Selaku Founder dan CEO PT.Botanina Hijau Indonesia.
NLR Indonesia adalah Organisasi Non Perintahan yang memiliki visi misi untuk pemberantasan kusta. NLR Indonssia dibentuk sejak 2018 dan sampai sekarang sudah bekerja sama dengan pemerintah maupun swasta dalam program penanggulangan kusta.
Salah satu program NLR Indonesia adalah inovasi PEP (Post Explore Prophylaxis) yaitu pemberian obat pencegahan kepada kontak pasien kusta untuk mengurangi resiko penularan kusta. Selain PEP, NLR Indonesia juga memiliki program pendampingan kepada pasien kusta maupun OYPMK agar dapat diterima kembali di masyarakat.
Sedangkan PT. Botanina Hijau Indonesia merupakan salah satu perusahaan parfum lokal yang mengedepankan kealamian dalam pembuatan produknya. Kerennya Botanina ini menggunakan keahlian dari para penyandang disabilitas untuk menciptakam produknya.
Menurut mba Tina CEO Botanina, memiliki disabilitas bukan berarti tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik, terkadang pemilik disabilitas memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
Misalkan disabilitas rungu namun dia memiliki kepekaan dalam sistem syaraf penciumannya.
Kita tidak boleh mengkotak kotakan para peyandang disabilitas karena hanya mereka terlihat "berbeda" dari yang lainnya.
Indonesia inklusif merupakan impian dari kita semua karena mewujudkan Indonesia Inskusif berarti memberikan cahaya terang bagi para OYPMK maupun penyandang cacat bahwa mereka bisa hidup sebagaimana orang normal lainnya
Iya ya. Semua orang punya hak yg sama untuk berusaha dan memberi yang terbaik bagi negeri ini.
Ikut juga kemarin webinar ini dan akhirnya baru bener-bener paham soal OYPMK, kaitannya dengan disabilitas, dan beberapa organisasi filantropi yang peduli.
Aku jdi inget anaknya teman ibukuu. Anaknya disabilitas, tapi justru Allah nitip rizki ke dia lebih banyak drpd saudara2nya yg lain. Dia kerja dan udah jadi pegawai tetap sebuah resto besar di sini. MasyaAllah. Pernah masuk hitam putihnya om deddy juga. Jadi setuju banget semua ngga ada yg ga mungkin. Disabilitas bisa dilatih untuk punya keterampilan kok
Para disabilitas termasu OYPMK juga punya hak yang sama dengan kita termasuk untuk mendapat kesempatan kerja ya jadi tidak seharusnya kita memberikan stigma negatif terhadap mereka
Dulu di lampu merah Batuceper banyak tuh pengemis ex kusta. Sayang sekali mereka tidak diberdayakan dg baik