Cerita Mudik
Mudik 2018 menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi sejumlah warga. Mereka mengaku mudik tahun ini lebih cepat dan nyaman.
Cerita pertama diungkap oleh salah seorang warga bernama Arie Nugroho. Dia merasakan pengalaman mudik yang berbeda saat Jakarta-Jepara ditempuh dengan waktu 12 jam saja.
"Pengalaman mudik kali ini, tahun 2018, sungguh luar biasa. Betapa tidak, dari sejarah mudik yang sudah saya mulai tahun 2012, tahun 2018 ini merupakan yang tercepat, ternyaman, dan terlancar. Jakarta-Jepara yang jaraknya +/-500 km, saya tempuh dalam 12 jam perjalanan (termasuk istirahat 2 jam, dan kegiatan remeh temeh: isi BBM, toilet)," kata Arie kepada detikcom, Senin (11/6/2018).
Arie mudik ke Jepara pada Jumat (8/6) pukul 10.00 WIB. Awalnya dia memprediksi bakal terjadi kemacetan saat masuk ke Tol Cikampek.
"Mulai KM 14 di Bekasi, laju kendaraan mulai melambat. Sampai akhirnya di KM 59 semuanya berakhir. Keluar dari KM 59 kurang lebih pukul 11.45 WIB. Selepas KM 59 Tol Cikampek inilah pengalaman mudik nyaman, lancar dan cepat dimulai," tutur dia.
Namun kendaraan yang dia tumpangi hanya melambat saat di KM 14 saja. Selebihnya, Arie mengemudikan kendaraannya dengan lancar dan sampai di Jepara dengan selamat.
"Lepas dari jalan tol Trans Jawa perjalanan saya lanjutkan melalui jalur Pantura sampai dengan Jepara. Tiba di Jepara pukul 22.00 WIB (lama perjalanan termasuk istirahat berbuka di Semarang 1 jam plus bermacet-macet ria di dalam kota Semarang)," ujarnya.
Arie mengaku kondisi lalu lintas pada tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Dia bahkan mengaku sempat merasakan kemacetan saat mudik ke kampung halamannya hingga mencapai 48 jam.
"Horor kondisi macet sepertinya telah menjadi pengalaman berharga bagi para stakeholder untuk berjibaku memberikan yang terbaik kepada masyarakat dalam menyambut momen spesial lebaran. Tahun 2012 dan 2013 saya pernah merasakan lama perjalanan selama 48 jam dan 40 jam untuk menyelesaikan rute yang sama," tuturnya.
Pengalaman yang sama juga diungkap oleh Ferdiansyah Eko, seorang guru seni budaya di salah satu sekolah swasta di Tangerang Selatan. Dia bersama keluarganya berangkat mudik menuju Boyolali pada Sabtu (9/6) pukul 23.30 WIB malam.
Eko sengaja memilih waktu malam untuk menghindari macet. Di awal perjalanan, dia sempat memantau GPS dan melihat kondisi lalu lintas di Cikunir berwarna merah yang artinya mengalami kepadatan.
Akhirnya dia mengalihkan perjalanannya melewati Kalimalang, Bekasi. Eko mengatakan lalu lintas saat itu terpantau lancar.
"Saya mengalihkan perjalanan melewati Kalimalang, sampai di Karawang dengan sangat lancar ketika waktu sudah memasuki sahur. Perjalanan dilanjutkan setelah salat subuh," ujar dia.
Eko kemudian memasuki Tol Cipali dan sempat terpantau kemacetan di beberapa ruas jalan. Namun setelah diperhatikan, kemacetan itu disebabkan oleh para pemudik yang menggunakan bahu jalan untuk parkir mobil dan beristirahat.
"Sangat menyebalkan ketika mengetahui hal tersebut, 'geregetan' rasanya ingin memberikan pencerahan (ngomel) kepada para pemudik yang belum mempunyai kesadaran dalam berkendara," ucap dia.
Secara umum, dia mengakui perjalanan sangat bisa dinikmati dan relatif nyaman. Dia menghabiskan waktu selama kurang lebih 16 jam dari Jakarta-Boyolali. Waktu tersebut termasuk dengan istirahat dan makan di rest area.
"Jadi jika dihitung, hanya butuh 9-10 jam untuk menempuh jarak 526 kilometer. Rekor baru dalam rangka mudik," papar dia.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Adi bersama keluarga saat mudik dari Cileungsi ke Kartasura, Sukaharjo. Mereka menghabiskan waktu di perjalanan selama kurang lebih 9 jam termasuk dengan beberapa kali berhenti di rest area.
Adi mengatakan, mudik tahun ini terasa lebih cepat dan tidak melelahkan. Dia berterima kasih kepada pemerintah yang telah bekerja keras untuk membangun infrastruktur sehingga memudahkan bagi warga untuk mudik ke kampung halaman.
"Overall, perjalanan mudik tahun ini terasa cepat dan tidak melelahkan, baik buat saya yang pegang setir maupun istri dan anak-anak saya yang hampir tidak tidur di sepanjang perjalanan. Terima kasih buat BUJT-BUJT sepanjang jalur trans Jawa yang telah bekerja keras mewujudkan jalan tol baik yang telah beroperasi maupun yang masih fungsional/darurat, sekaligus membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan bagi pemudik agar dapat melakukan perjalanan dengan lebih lancar dibanding tahun-tahun sebelumnya," sebut dia.
Cerita pertama diungkap oleh salah seorang warga bernama Arie Nugroho. Dia merasakan pengalaman mudik yang berbeda saat Jakarta-Jepara ditempuh dengan waktu 12 jam saja.
"Pengalaman mudik kali ini, tahun 2018, sungguh luar biasa. Betapa tidak, dari sejarah mudik yang sudah saya mulai tahun 2012, tahun 2018 ini merupakan yang tercepat, ternyaman, dan terlancar. Jakarta-Jepara yang jaraknya +/-500 km, saya tempuh dalam 12 jam perjalanan (termasuk istirahat 2 jam, dan kegiatan remeh temeh: isi BBM, toilet)," kata Arie kepada detikcom, Senin (11/6/2018).
Arie mudik ke Jepara pada Jumat (8/6) pukul 10.00 WIB. Awalnya dia memprediksi bakal terjadi kemacetan saat masuk ke Tol Cikampek.
"Mulai KM 14 di Bekasi, laju kendaraan mulai melambat. Sampai akhirnya di KM 59 semuanya berakhir. Keluar dari KM 59 kurang lebih pukul 11.45 WIB. Selepas KM 59 Tol Cikampek inilah pengalaman mudik nyaman, lancar dan cepat dimulai," tutur dia.
Namun kendaraan yang dia tumpangi hanya melambat saat di KM 14 saja. Selebihnya, Arie mengemudikan kendaraannya dengan lancar dan sampai di Jepara dengan selamat.
"Lepas dari jalan tol Trans Jawa perjalanan saya lanjutkan melalui jalur Pantura sampai dengan Jepara. Tiba di Jepara pukul 22.00 WIB (lama perjalanan termasuk istirahat berbuka di Semarang 1 jam plus bermacet-macet ria di dalam kota Semarang)," ujarnya.
Arie mengaku kondisi lalu lintas pada tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Dia bahkan mengaku sempat merasakan kemacetan saat mudik ke kampung halamannya hingga mencapai 48 jam.
"Horor kondisi macet sepertinya telah menjadi pengalaman berharga bagi para stakeholder untuk berjibaku memberikan yang terbaik kepada masyarakat dalam menyambut momen spesial lebaran. Tahun 2012 dan 2013 saya pernah merasakan lama perjalanan selama 48 jam dan 40 jam untuk menyelesaikan rute yang sama," tuturnya.
Pengalaman yang sama juga diungkap oleh Ferdiansyah Eko, seorang guru seni budaya di salah satu sekolah swasta di Tangerang Selatan. Dia bersama keluarganya berangkat mudik menuju Boyolali pada Sabtu (9/6) pukul 23.30 WIB malam.
Eko sengaja memilih waktu malam untuk menghindari macet. Di awal perjalanan, dia sempat memantau GPS dan melihat kondisi lalu lintas di Cikunir berwarna merah yang artinya mengalami kepadatan.
Akhirnya dia mengalihkan perjalanannya melewati Kalimalang, Bekasi. Eko mengatakan lalu lintas saat itu terpantau lancar.
"Saya mengalihkan perjalanan melewati Kalimalang, sampai di Karawang dengan sangat lancar ketika waktu sudah memasuki sahur. Perjalanan dilanjutkan setelah salat subuh," ujar dia.
Eko kemudian memasuki Tol Cipali dan sempat terpantau kemacetan di beberapa ruas jalan. Namun setelah diperhatikan, kemacetan itu disebabkan oleh para pemudik yang menggunakan bahu jalan untuk parkir mobil dan beristirahat.
"Sangat menyebalkan ketika mengetahui hal tersebut, 'geregetan' rasanya ingin memberikan pencerahan (ngomel) kepada para pemudik yang belum mempunyai kesadaran dalam berkendara," ucap dia.
Secara umum, dia mengakui perjalanan sangat bisa dinikmati dan relatif nyaman. Dia menghabiskan waktu selama kurang lebih 16 jam dari Jakarta-Boyolali. Waktu tersebut termasuk dengan istirahat dan makan di rest area.
"Jadi jika dihitung, hanya butuh 9-10 jam untuk menempuh jarak 526 kilometer. Rekor baru dalam rangka mudik," papar dia.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Adi bersama keluarga saat mudik dari Cileungsi ke Kartasura, Sukaharjo. Mereka menghabiskan waktu di perjalanan selama kurang lebih 9 jam termasuk dengan beberapa kali berhenti di rest area.
Adi mengatakan, mudik tahun ini terasa lebih cepat dan tidak melelahkan. Dia berterima kasih kepada pemerintah yang telah bekerja keras untuk membangun infrastruktur sehingga memudahkan bagi warga untuk mudik ke kampung halaman.
"Overall, perjalanan mudik tahun ini terasa cepat dan tidak melelahkan, baik buat saya yang pegang setir maupun istri dan anak-anak saya yang hampir tidak tidur di sepanjang perjalanan. Terima kasih buat BUJT-BUJT sepanjang jalur trans Jawa yang telah bekerja keras mewujudkan jalan tol baik yang telah beroperasi maupun yang masih fungsional/darurat, sekaligus membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan bagi pemudik agar dapat melakukan perjalanan dengan lebih lancar dibanding tahun-tahun sebelumnya," sebut dia.